< 1 >
BACA
Dengan Menyebut nama ALLAH, Bismillahirrahmanirrahiim
< 2 >
Rekening kami
BCA, 315.33.00000.
< 3 >
0341-7717000, jemput donasi anda reaksi cepat.
Call Cent
< 4 >
tebarkan Rahmad Berdayakan Ummat
Zakat, Pilar perubahan.

Kamis, 02 Oktober 2014

“tunggu sisa uang belanja ibu besok pagi ” kata bapak rektor




tunggu sisa uang belanja ibu besok pagi ” kata bapak rektor

                Saat itu akhir tahun 2011 penulis masih tinggal di asrama kampus STAIN (sekarang UIN Malang) sebagai pengurus asrama (musyrif) ma’had sunan Ampel Al-aly sejak tahun 1998. Berjalan tiga tahun waktu yang cukup untuk dikenal oleh beberapa dosen dan pengasuh asrama. Termasuk sudah cukup dikenal oleh bapak rektor yang waktu itu istilahnya masih sebagai Ketua /Pimpinan STAIN Malang.

                Sebagai ketua asrama (musyrif) kampus dengan jumlah 1000 seribu Mahasiswa Baru, penulis waktu itu selesai mengurus proses pendaftaran pemberangkatan haji melalui KBIH Al-Huda kecamatan Wajak dengan pimpinan ustad Atho’ullah Sugiarto.

 Ketika menunggu pemberangkatan yang tinggal beberapa minggu, penulis merasa belum punya cukup bekal untuk perjalanan ke tanah suci.
Walaupun beaya ONH sudah terlunasi, tapi penulis belum mengerti dan memahami bahwa  nanti akan ada uang kembalian sebagai uang saku selama di makkah dan madinah.

Muncullah ide untuk mengajukan proposal (tidak tertulis alias secara lesan) kepada bapak rektor agar memberikan sejumlah uang saku untuk keberangkatan haji. Ketika bertemu di rumah Beliau (waktu itu masih di sebelah barat Sardo atau dekat lembaga pendidikan surya buana) menyampaikan cerita dan pamitan mau berangkat. Walaupun termasuk jarang bertemu langsung untuk ngobrol berdua, namun keberadaan penulis di kampus dan asrama (insyaAllah) sudah cukup dikenal oleh Beliau. Atau ini hanya rasa PD atau GR dari penulis, bahwa beberapa tahun di asrama sebagai pengurus sudah layak untuk dikenal dan dipercaya sebagai pengurus ma’had.

Setelah berbincang beberapa saat, maka muncullah kalimat yang penulis ingat “tunggu sisa uang belanja ibu besok pagi ”. Keesokan harinya,penulis ragu-ragu untuk datang lagi ke rumah Beliau. Karena belum yakin apakah betul akan ada sisa uang belanja ibu (istri beliau) untuk penulis. Akhirnya dengan sedikit memberanikan diri, penulis datang ke ruang rektorat (yang belum semegah sekarang).

Beliau menyambut dan berkata di ruang rektorat :”lho kok tadi tidak datang ke rumah, sisa uang belanja ibu hanya ini. Silakan diterima untuk tambahan bekal berangkat ke tanah suci.” Demikian kata-kata beliau yang penulis ingat.

Bukan besar dan jumlah nominal yang menjadi hal yang utama, akan tetapi nilai dari pamitan dan keakraban waktu itu menjadi catatan indah buat penulis. Namun, kisah selanjutnya, karena sepulang dari prosesi haji yang Masuk kloter 55 embarkasi Surabaya, penulis belum/ tidak bisa bertahan lama mengemban amanah di asrama UIN. Karena tersibukkan dengan urusan membina rumah tangga dan tinggal cukup jauh dari kota malang hingga tahun 2007 kembali ke kota malang lagi.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR....
ALLAHU AKBAR WA LILLAHILHAMD
Labbaikallahumma labbaiik..............................

      

Allah berfirman :
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Umulkitab (Lohmahfuz).qs. Ar-Ra’d (13) : 39


حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِي حَكِيمَةَ عِصْمَةَ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدي؛ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ وَهُوَ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ وَهُوَ يَبْكِي:
 اللَّهُمَّ، إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَ عَلَيَّ شِقْوَةً أَوْ ذَنْبًا فَامْحُهُ، فَإِنَّكَ تَمْحُو مَا تَشَاءُ وَتُثْبِتُ، وَعِنْدَكَ أُمُّ الْكِتَابِ، فَاجْعَلْهُ سَعَادَةً وَمَغْفِرَةً.
Umar RA (dalam menghayati ayat 39 dari Qur’an Surat ke 13 ini) seraya berthowaf mengelilingi ka’bah sambil berderai air matanya, dia berdoa : “ya Rabbi ya Tuhanku, seandainya sudah terlanjur Engkau takdirkan untuk hidupku ini catatan sengsara dan dosa, segera hapuskanlah dariku, karena Engkau Maha Kuasa untuk menghapus segala sesuatu dan Maha Kuasa pula menetapkan sesuatu. Di sisiMu ada catatan takdir (lauh mahfudz). Dan jadikanlah/ gantilah catatan itu menjadi takdir kebahagiaan dan ampunan.”  Ini adalah salah satu doa yang penulis suka tirukan waktu thowaf.


Rabu, 01 Oktober 2014

WAHAI IBRAHIM, MAU PERGI KEMANA? ISMAIL MASIH KECIL......



RENUNGAN HARI RAYA QURBAN
 1435 H
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR....
ALLAHU AKBAR WA LILLAHILHAMD...
Gema takbair membahana,
menggelora di dada setiap muslim yang beriman
kita sambut hari raya idhul ad-ha 1435 H
hari raya QURBAN
hari bersejarah
hari dimana kita mengingat/ diingatkan kisah Ibrahim Alaihissalam
hari raya qurban...kita teringat kisah (perintah) penyembelihan pada Ismail alihissalam
hari raya tentang kisah cobaan keimanan seorang bapak tauhid IBRAHIM AS
hari raya tentang kisah Ibrahim tatkala mau meninggalkan istrinya (hajar) bersama ismail kecil di padang kering tanah makkah kala itu.
Hajar bertanya saat Ibrahim mau meninggalkannya :
“mau pergi kemana kau suamiku?”
Ibrahim diam.
 Mungkin tak kuasa menjawab,
mungkin belum menemukan jawaban yang tepat untuk istrinya yang lagi perlu mengasuh Ismail kecil.
Mungkin masih sulit menerjemahkan perintah Tuhan untuk pergi meninggalkan anak istrinya, ke dalam bahasa pamitan yang mudah dimengertioleh hajar saat itu.
Tatkala Ibrahim AS mau beranjak pergi,
 tatkala mau meninggalkan ismail kecil di tanah makkah yang panas,
 kalau bahasa sekarang,
boleh jadi sang istri akan bertanya
“mau kemana gerangan suamiku akan pergi???” 
apakah kanda mau pergi ke istri muda???”
 (sarah saat itu istri kedua Ibrahim) 
disaat kondisi hajar lagi perlu merawat Ismail kecil.
Konon dikisahkan bahwa separoh ketampanan (pria tampan) adalah pada Yusuf AS. Sedangkan separoh kecantikan ada pada Sarah.
 Bukan sarah.....dari indonesia lho. Bukan sarah yang terima uang dari ahmad fat-hanah lho he he...
Yang ini sarah dari mesir, istri muda Ibrahim AS yang punya anak Ishaq AS. Yang dari Ishaq ini tumbuh keturunan bangsa israil.
Sedangkan dari hajar yang melahirkan Ismail AS akan membuahkan jalur keturunan Muhammad SAW.
Walhasil, mungkin dengan pahit getirnya hati seorang wanita yakni seorang hajar, dengan KETEGARAN HATI bertanya pada sang suami (bukan dengan nada cerewet atau ngomel, apalagi menuduh dg kejam suami yang memadu)
 dengan lancar hajar bertanya pada Ibrahim
“apakah kepergianmu ini adalah perintah ALLAH???”
 “YA” jawab Ibrahim.
Kalau begitu “MAA DHOYYA’ANIYALLAHU”
 “kalau begitu (apapun dengan alasan perintah Tuhan) Allah TIDAK akan menyia-nyiakan aku bersama anakku, selama suamiku pergi”.
Demikian komentar hajar saat melepas suami mau pergi lantaran perintah Tuhan.
Pembaca yang budiman,
kalimat ketegaran hajar yang kuat melepas Ibrahim pergi, itu BUKAN kalimat sederhana, bukan sesuatu yang mudah diucapkan dan ditirukan kaum hawa generasi sekarang, bukan pula suatu sikap yang sederhana yang sepele yang ringan ditiru.
AKAN TETAPI, INILAH cobaan yang terberat yang dirasakan Hajar kala itu, inilah tantangan terpedih dan terpahit yang harus dihadapi seorang istri, seorang wanita yang ditinggal suami di tengah padang kering dengan terik matahari, dan harus merawat ismail kecil. Sungguh (tulisan ini dituangkan pada Senin malam jam 23.45 malam takbiran idhul qurban 1434 H dengan penuh penghayatan) ini kisah yang tidak sepele, karena dengan kisah ini keimanan hajar teruji dan terseleksi.
Ini menunjukkan ujian keimanan tingkat tinggi, keikhlasan yang jernih, murni dengan tauhid yang agung. Kalau ini adalah kisah yang biasa, tentu tidak akan dikisahkan lagi dan tidak akan ditapak tilasi kisahnya sepanjang masa oleh ummat sedunia.
Sedangkan yang terjadi adalah kisah hajar ditinggal suaminya ini menjadi KISAH RITUAL HAJI yang dijadikan syareat dan dilakukan peragaanya oleh muslimin sedunia.
Kisah hajar mencari air di padang tandus menjadi RITUAL SA’I dari Shofa ke Marwa 7 kali. Sungguh ini pasti tidak main-main.
Ritul yang sekarang bisa ditirukan dengan suasana yang berbeda, dengan kondisi yang berbeda dengan tampilan jalan yang berbeda jauuuh. Jalur sa’i sekarang sangat lebih bagus dan aman dari terik matahari, bahkan banyak fasilitas pendukung.
Teringat penulis pernah mengalami langkah-langkah sai dari shofa ke marwa 11 tahun silam di Februari 2012.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilhamd.....
Allah maha besar, Allah maha Besar, Allah maha besar, SEGALA PUJI BAGI ALLAH!!!






Layanan jemput Zakat, Infaq, Shodaqoh, hibah, wakaf Anda….
Program Qurban Berkah Nusantara “Qurban di kota Manfaat di desa”
 Ke CP.0877.5961.0020/ 0852.3496.4872 _ an. Pak makin_BMH Malang. “Zakat pilar perubahan”. http://bmhcabangmalang.blogspot.com//http://www.bmh.or.id/wakaftunai.blogspot.com // http://daihebat.blogspot.com.html

Senin, 19 Mei 2014

UAN, SIAPA TAKUT?



Senin (19/5) hari ini mulai diselenggarakan Ujian Akhir Nasional untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Alif Abdurrahim kelas 6 SD Muhammadiyah 06 Dau termasuk yang mengikuti UAN tahun ini. Alif anak pertama dari penulis. Tahun 2002 terlahir, 12 tahun yang lalu. Ya, dia bersama tiga adiknya yang selama ini meramaikan suasana rumah tinggal kami.

Tak terasa penulis sudah punya yunior kelas 6 SD. Sering penulis berpesan padanya :”belajar biasa saja, tidak usah ngoyo dan memaksakan diri. Agar tidak cepet capek dan stress.” Demikian pesan –pesan yang sering terucap disaat selama ini nyaris tidak pernah sempat menemani, mendampingi saat belajar. Peringkat atau rangking prestasi tidak pernah penulis tekankan pada alif, hanya pesan untuk perhatian yang besar untuk tertib melakukan sholat.

Peringkat atau rangking yang tinggi di kelas tidak menjadi tugas utama bagi sekolah alif. Walaupun kadang itu disikapi yang sebaliknya oleh ibu nya alif. Kalau tidak termasuk rangking atau peringkat 5 besar, maka siap-siap mendapat teguran keras dari ibu nya. Karena ibunya relatif lebih banyak mendampingi anak-anak di rumah dalam belajar.

Kalau suatu saat pada semester tertentu alif mendapat peringkat 5 besar, maka kegembiraan, senyuman dan ucapan selamat kita limpahkan padanya. Seakan ibu nya merasa puas dengan upaya belajar selama ini. Bahkan kadang terkesan sejak kelas-kelas satu (awal) hasil pembelajaran lebih didominasi oleh hasil bantuan dari ibunya anak-anak. Terutama pekerjaan rumah (PR).
Di saat alif dan adik-adiknya mendapat peringkat 5 besar, maka penulis ikut juga merasa bangga dan memberikan ucapan selamat seraya berkata : “selamat, hebat, siapa dulu bapaknya???” ini adalah kebanggaan yang tanpa beralasan disaat selama ini nyaris tidak pernah menemani belajar.
Teringat 28 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1986 saat penulis kelas 6 SDN Siman 1 Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Beberapa bulan sebelum ujian akhir  “EBTANAS” istilahnya saat itu, bapak Muhammad Ihsan ayahnda penulis meninggal dunia pada usia 70 an tahun. Beliau mengakhiri hidupnya setelah beberapa waktu menderita sakit komplikasi. Jadilah penulis saat itu menghadapi persiapan ujian akhir SD dengan ayah yang sudah tiada. Ibunda yang tidak lulus sekolah dasar “hanya” bisa mendoakan dan memotivasi dengan ketulusannya.
UAN atau EBTANAS bagi penulis saat itu bisa dilalui dengan lancar. Bahkan mendapat nilai tertinggi bukan saja di satu sekolahan tapi nilai tertinggi se-kecamatan Kepung. Sebuah kebanggaan bukan hanya diterima dan dimiliki oleh penulis sekeluarga, namun dirasakan juga oleh sekolahan SDN Siman 1. Mungkin masa keemasan saat di SD. Meski harus dilalui penulis tanpa lampu listrik dan belum ditemani acara-acara TV. Lampu minyak tanah adalah teman setia di malam hari. Lampu petromak hanya sebatas jam 5 sore sampai jam 21.00 malam. Air sungai  sejauh 500 meter untuk kebutuhan sehari-hari.
Situasi dan kondisi yang terbatas fasilitas harus dilalui penulis, dengan capaian peringkat pertama hampir di setiap akhir semester dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Namun, hal itu tidak menjadi keharusan yang memaksa untuk generasi keturunan kita. Anak-anak menemui tantangan zamannya sendiri. Kita sebagai orang tua hanya bisa membantu mempersiapkan untuk menghadapi. Pesan penting untuk alif yunior : “alif, kami orang tua hanya bisa mengusahakan bantuan berupa kebutuhan fisik; pakaian, makanan, alat tulis, aksesoris dan doa. Tapi tidak bisa membantu saat soal-soal ujian siap di depanmu. Maka belajarlah dan siapkan sendiri jawaban soal-soal itu.”
Selamat belajar. Salam sukses UAN SD minggu ini. (makin)


















CP.0877.5961.0020/ 0852.3496.4872/ 0341-7076662_

Copyright @ 2013 makinuddin.com_CP.0852.3496.4872//0877.5961.0020.